Jumat, 30 Mei 2008

Anoman and "Anoman and Trijata"

Anoman is a character whom I most draw. The character itself was interesting since he was half a god, a quarter of human, and a quarter of monkey.


The first picture present Anoman and Trijata. Trijata was a she-devil (Raksasi), a daughter of Vibisana and also Ravana's niece.

I always present Raksasa tribe had blonde hair such as my previous drawing. Sometimes I also draw a skull accesories to present their blood lust.

In Ramayana story, Trijata was ordered by Ravana to guard his captive, Sita. When Anoman was sent by Rama, he met Trijata who accompany Sita. In some Javanese version, Trijata also show the escape route for Anoman. In some minor Javanese version, both Anoman and Trijata falled in love and got married.

The background of the picture can be the forest surrounding Alengka (if the story take a place when Trijata show escape route from Alengka to Anoman) or Taman Argasoka (if the story take place Trijata let Anoman met Sita).

The second picture is another version of Anoman.
If you are an expert of Wayang stories, you know the Anoman drawn here are Javanese version. If you want to see other version of Anoman (India or Burmanese), you can see my previous drawing, titled Parallel Anomans.

The girl who falls


Sometimes I'm tempted to draw an interesting scene. This picture, for example, were challenging because you have to imagine the right perspective, the distance between the falling object (the girl) and the street, the right angle, and so and so and so..

Perhaps, I should try the same theme one day

yet another Tribal Rivalry


This is another "Tribal Rivalry" theme. For those who have watched Putri Gunung Ledang perhaps found this pics familiar.

Hanung Bramantyo


A young and promising Indonesian director. He is my favourite.
It is a sad thing that I couldn't draw him better... sigh...

Batman dan Batman versus Superman

Meneruskan posting Batman sebelumnya, kali ini aku menggambar tema Batman 2 kali.

Yang pertama terinspirasi dari Batman-nya Alex Ross tetapi tentu saja dengan cita rasaku.


Yang kedua, terinspirasi dari The Dark Knight Returns-nya Frank Miller. Namun, alih-alih menggunakan kostum super tebal seperti di TDKR, karakter yang kugambar menggunakan kostum yang lebih ramping namun tampak seperti armor seperti The Dark Knight yang disutradarai Christoper Nolan yang akan datang. Aku membuatnya tanpa melihat referensi sama sekali, sehingga bisa dibilang, rancangan kostumnya berasal dariku.

Jumat, 09 Mei 2008

Two-Face dan Joker ( water coloured pencils)




Sambil menunggu trailer The Dark Knight selanjutnya.
atau jangan2 langsung muncul filmnya?

Two-face hanya muncul sekilas dalam trailer terakhir dan itupun ditampilkan sisi Harvey Dent dan sedang bersedih dengan revolver di tangan kirinya.

Gambar Two-face yang kubuat merupakan perkiraanku berdasarkan adegan sekilas tersebut (tampak bintik2 bekas luka bakar dan tidak terlalu simetris), komik (seperti The Long Halloween), dan sebuah gambar yang diduga merupakan gambar konsep Two-Face, apalagi pihak Warner Bross meminta situs2 yang menayangkan gambar tersebut diturunkan.

Diwarnai dengan pensil warna merek Lyra (yang cuma 12 warna).

Di bawah ini adalah gambar versi kecil berukuran 140 atau kurang yang dirancang untuk jadi avatar.









Senin, 28 April 2008

Batman


Iseng-iseng...
kubuat sebelum menggambar istriku
Dengan pensil 2B (waktu ku-scan, kupilih mode B&W)

modelnya dari Batman Begins (karena aku ingin tampak seperti berasal dari film -- misalnya, bagian mata [di komik hanya digambarkan putih]) tetapi bagian lehernya kuubah agar tampak lebih fleksibel.

Rabu, 26 Maret 2008

Huntress


Bila ingin tahu lebih banyak tentang Huntress, silakan kunjungi Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Huntress_%28Helena_Bertinelli%29

Sebenarnya, tadinya aku agak ragu soal topengnya. Aku sengaja tidak mengikuti bentuk topeng aslinya tetapi lebih mirip topengnya Robin (rapat hingga ke pelupuk mata). Ternyata tidak aku sendiri yang mengubah topeng Huntress.
http://www.gothampublicworks.com/images/gallery/huntress-con07.jpg
http://www.gothampublicworks.com/images/gallery/con07/con07m.jpg

Bandingkan bila topengnya dibuat seperti komiknya
http://www.gothampublicworks.com/forums/viewtopic.php?t=3201&start=8

Jumat, 21 Maret 2008

Werkudara Vs Naga (Warna)


Alat yang Digunakan: Ballpoint Faster, Spidol Snowman, Oil-Pastel Crayon merek Pentel

Bikin lagi tema yang sudah berkali-kali kugambar (termasuk waktu aku bosan menunggu prosesi siraman). Bedanya, kali ini kuwarnai.

Kenapa tema ini sering kugambar? Ada beberapa alasan:
Pertama, rambut werkudara di adegan ini terurai panjang,
Kedua, karena adegan ini menonjolkan otot alias melatih gambar anatomi,
Ketiga, monster....
Keempat, darah... (tapi tidak terlalu terlihat kalau hitam putih)
kelima, air

Burisrawa Menyelundup


Alat Yang Digunakan: Ballpoint, Spidol Permanen, Oil-Paste Crayon merek Pentel, Spidol Warna-warni merek Snowman (tidak ada pensil maupun penghapus yang terlibat)

Kali ini, aku mengambil adegan yang jarang diangkat ke bentuk senirupa (tidak seperti adegan-adegan populer lain seperti penculikan Dewi Sinta atau Werkudara melawan Ular Naga atau Arjuna melawan Karna)

Adegan ini berasal dari babak pembuka kisah Sumbadra Larung atau Sembadra Larung yang merupakan cerita asli Jawa (alias tidak ada di dalam kisah Mahabharata yang asli). Sumbadra Larung sendiri mengambil tempat segera setelah kisah Arjuna Krama yang menceritakan pernikahan Arjuna dan Sumbadra yang heboh. Balai Pustaka sendiri pernah menerbitkan kisah Sumbadra Larung yang diceritakan ulang oleh Sunardi DM (salah satu novelis favoritku).

Latar belakang kisah ini sebagai berikut (catatan: aku selalu bersimpati pada tokoh-tokoh seperti Rahwana dan Burisrawa, jadi cenderung menyimpang dari pakem. Aku selalu menanggap tokoh-tokoh tersebut adalah tokoh2 yang jadi bertindak menyimpang karena jatuh cinta):

Alkisah,
Burisrawa masih tidak rela menerima kekalahannya dalam memperebutkan Sumbadra. Pada suatu malam, ia menyusup ke kaputren, berusaha menculik Dewi Sumbadra. Namun Dewi Sumbadra melawan dan akhirnya tertusuk dan tewas.

Sebelum sempat meratapi kesalahannya, muncullah Dewi Srikandi, yang bertanggung jawab atas keamanan kaputren. Mendengar suara jeritan, Dewi Srikandi segera keluar dan melihat Dewi Sumbadra bersimbah darah. Melihat sesosok tubuh besar di dekatnya, tanpa ragu-ragu ia langsung menyerang.

(siapa bilang Srikandi hanya bisa memanah? Srikandi juga bisa bertarung kasar)

Nantinya, kisah ini berlanjut di mana Dewi Sumbadra harus dilarungkan (ditaruh di perahu dan dibiarkan hanyut mengikuti sungai) dahulu sebelum dapat dihidupkan. Perahu ini nantinya menarik minat seorang pemuda yang ternyata adalah Antareja, anak Bima, cucu Hyang Antaboga.

Kamis, 14 Februari 2008

Dendam Srikandi

Gambar yang kubuat saat sakit hari ini karena kelelahan mempersiapkan pernikahan (ya ampun.. milih baju doang ribet banget sih).


Aku gagal menggambar Resi Bhisma di sketsa ini. Resi Bhisma, seharusnya tampak berwibawa dan pasrah membiarkan tubuhnya ditembus oleh panah-panah Srikandi.

Bagian yang juga tak kalah susah adalah menggambar busur. Terlihat di sketsa bahwa busurnya tidak seimbang, tidak stabil, dan letak memegang busurnya juga salah.

Bisa saja sih aku beralasan, "apa yang mau diharapkan? Aku lagi sakit.. dan aku menggambar langsung menggunakan ballpoint". Tapi masa sih alasan seperti itu bisa dibenarkan? Jelek adalah jelek...

Werkudara vs Naga

Di Jawa,
Naga itu tak lebih dari ular besar.
Tentu saja, karena tubuh Werkudara sebenarnya besar, maka ukuran ular naga tersebut seharusnya lebih besar, melebihi besarnya Anaconda di film yang dibintangi J-Lo dan Jon Voight.

Aku pernah membuat gambar dengan tema serupa 7 tahun yang lalu di
http://narpati.kunderemp.org/gallery.html

Berkembang kah gaya menggambarku? Atau begitu-begitu saja?

Senin, 21 Januari 2008

Menunggu Film Batman Tahun Ini: THE DARK KNIGHT

Tribal Rivalry


Aku menggambar ini saat ibuku sedang mengadakan 'tutorial' di Kafe Oh La La, Margo City.

Inspirasinya sendiri dari komik yang sedang kuikuti akhir-akhir ini, The Legends of New Frontier alias (di cetakan Indonesia) The Legends of No Man's Land yang mengisahkan tentang raja Da Qin (suku Hu) dari utara yang berniat menyerang Tionggoan (suku Han) yang saat itu sedang dikuasai oleh Dinasti Jin (hmm.. setelah masa Tiga Negara, kah?). Suku Hu sendiri sebenarnya terdiri dari beberapa suku, antara lain Xian Bei, Xiongnu, Di, Qiang, dan Jie. Kisahnya sendiri (setelah mencari di Wiki ) ternyata berasal dari peristiwa nyata, Perang di Sungai Fei.

Kembali ke gambarku,
Indonesia sebenarnya juga memiliki banyak suku dengan pakaian yang berbeda-beda. Sepengetahuanku, hanya Ganes TH, dengan komiknya, Si Buta dari Gua Hantu: Banjir Darah di Pantai Sanur, yang pernah mengeksploitasi keunikan dari keanekaragaman suku-suku di Indonesia.

Nah,
di sini, aku menampilkan dua tokoh. Yang satu, berasal dari Jawa di masa jaya-jayanya agama Hindu, sementara yang satu lagi aku tak tahu berasal dari mana. Aku tidak melihat referensi untuk tokoh yang satu itu tetapi seingatku aku pernah melihat tipe ikat kepala seperti itu. Orang Bugis kah? Atau Melayu ( seperti Hang Tuah)? Atau mungkin aku mengada-ada?

Sketsa di atas digambar dengan ballpoint berkualitas rendah.