Minggu, 21 Desember 2014

Sketsa Dayak Kenyah di Desa Pampang

Tahun ini, saya mendapat waktu luang untuk mengunjungi Desa Pampang di mana suku Dayak Kenyah tinggal. Saya tidak membawa kamera sehingga akhirnya memutuskan menggunakan sketsa untuk menangkap apa yang saya lihat.


Hiasan Burung Enggang di ujung atap rumah adat 


Patung Burung Enggang di ujung tiang totem.



Topi salah satu tetua adat.


Salah satu penari. Sudah cukup tua.
Mengenakan topi dengan bulu-bulu tinggi, dengan rompi kulit harimau dan jubah bulu serta kalung dari gigi-gigi tajam (entah macan, beruang, atau babi hutan.. lupa nanya)


Sampek, salah satu musik tradisionalnya (walau sudah bisa disambungkan pakai kabel ke pengatur suara) 



Tarian Selamat Datang.
Ini adalah tarian yang pertama disajikan kepada penonton dan dilakukan oleh penari tunggal. Pertama-tama si penari hanya menggunakan perisai yang dipegang tangan kirinya. Lama-lama, ia mencabut mandau dan tetap menari.



Tarian Melamasakai (mungkin salah eja). Terdiri dari banyak penari putri.



Tarian Saudara, terdiri dari dua penari wanita yang saling berhadapan.



Jari jemari para penari wanita terikat dengan kumpulan bulu-bulu burung. Sehingga ketika mereka menggerakkan tangan mereka seakan-akan melihat burung yang mengepakkan sayap.



Penari Tarian Topeng Indah. Bagian akhir dari Tari Topeng Buruk dan Topeng Indah. Jika topeng buruk menampilkan topeng manusia berwajah buruk (seperti gigi ompong dan rusak) dan ditarikan oleh penari pria maka topeng indah menutupi wajahnya dengan kain hias bermotif warna-warni dan dilakukan oleh penari wanita.

Di masa lalu, tari ini ditujukan untuk memohon nasib baik dan mengusir nasib buruk. Namun dengan datangnya agama semit (baca: Kristen dan terakhir Islam), tari ini sekarang hanya untuk mewariskan budaya.

Tidak ada komentar: